'ku terpegun di jendela bila hujan gerimis senja Tak 'ku lihat di hadapan'ku diri 'ku dalam lamunan Ti'ada lain yang 'ku bayangkan hanya peristiwa itu Dosa-dosa yang 'ku lakukan tetap mengganggu batin Tanya'ku pada diri apakah ini semua cobaan belaka Kesal'ku tak berakhir menduga keyakinan'ku kepadanya Batin'ku menjerit namun ti'ada suara Batin'ku menjerit namun ti'ada suara Aku coba menyatukan semua harapan yang berkecai Tuhan'ku bimbinglah diri'ku agar kesalku hilang Gerimis sungguh mencengkan ti'ada dapat 'ku tahan lagi Sungguh-sungguh tak 'ku menduga hingga jadi begini |
Ein besonders schöner und wahrscheinlich sehr alter Text, da er ohne neumodische Fremdwörter auskommt - "lamunan" statt "pantasi" und "peristiwa" statt "penomen". Aber die studierten Malaiologen würde er zur Verzweiflung bringen, weil er sich so gar nicht an ihre grammatischen Regeln hält. (N.D.) |
| Deutsche Volkslieder
| Ahnenforschung
| Ferienaufenthalt
| Folksongs
| Hymns
| Genealogy
| Pacific Holiday
| HOME PAGE
| SEARCH
| Email
| Bridge
| Forum
|